Perang Makasar bertambah besar ketika Hasanuddin duduk tahta kerajaan. Beberapa daerah dapat diduduki seperti Bone, Buton dan Bima. Banyak pula pedagan eropa seperti Portugis, Spanyol, Prancis dan Denmark untuk membeli rempah-rempah.
Melihat kekuasaan makasar yang besar, VOC tidak tenang. VOc menyebut Makasar sebagai pedagang bebas yang oleh VOC disebut pedagang gelap. Kedatangan pedagang-pedagang eropa di Makasar sangat merugikan VOC. Oleh karena itu, terjadi bentrok antara Makasar dan VOC. Bentrik pertama kali pada tahun 1633, VOC mengepung Makasa. KArena itu tiga tahun kemudian diadakan perundingan damai VOC dan Makasr. VOC berkali-kali mengajkan kepada sultan hasanudin agar Makasar mengakui MonopoloVOC an agar pedagang eropa lain melarang berdagang ke Makasar. Tuntutan yang lain adalah Makasar dilarang berdagang di Maluku. Tetapi Makasar menganggap lautan yang lain adalah ciptahan tuhan, milik semua makhluk. Makasar menolak tuntutan VOC. Oleh Karena itu, VOC berusaha memaksakan memonopolinya dengan kekerasan. Maka pada tahun 1654 berkobarlah perang VOC-Makasar dengan kemenangan dipihak Makasar.
Ternyata VOC masih berusaha mengadudombakan antara hasanuddin dan Aru palaka. Pada tahun 1666 Makasar kembali bergejolak melawan VOC yang dibantu oleh Aru Palaka. Makasar kalah dengan terpaksa harus menandatangani perjanjian Bonggaya, yag isinya sebagai berikut:
1. Makasar melepaskan daerah Bugis dan Bima
2. Aru Palaka diangkat menjadi raja Bone
3. Voc bebas berdagang dimakasar
4. VOC memperoleh monopoli dagang di Makasar
5. Orang-orang asing dilarang tinggal di Makasar.
Setelah peristiwa tersebut, banyak orang makasar mengembara sebagai gerilyawan laut untuk menentang VOC, seperti seperti Krangen Galesung, yang mengembara sampai di Jawa timur membantu Trunajaya, sampai di Banten membantu sultan Ageng Tirtayasa
Semoga bisa menambah ilmu sejarah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar